BUKAN
BANTAL KERAS !!!
Sebuah
judul yang membuat miris para pembaca. Penyataan diatas menuju
pada suatu permasalah yang sederhana tetapi memiliki dampak luar biasa bagi
masyarakat. Sebuah bantal keras merupakan sapaan
yang akrab bagi fungsi buku masa kini. Tidak bisa dipungkiri bahwa
dalam kehidupan sehari – hari kita tidak bisa lepas dari membaca.
Namun yang menjadi pertanyaanya adalah BENARKAH CARA MEMBACA BUKU ITU TELAH
SESUAI ? mugkin,,, sebuah buku yang
memiliki fungsi mencerdaskan kini telah menyimpang dari fungsi sebenarnya.
Buku
yang dahulu kala hal penting dalam menambah pengetauhan maupun informasi,
sebentar lagi akan jauh dari nafas masyarakat. Fungsi buku pada kacamata
masyarakat sekarang hanya menjadi bantal keras yang nyenyak untuk menyandarkan
kepala dari otot – otot yang tegang. Berarti Buku hanya dibuat alas kepala
untuk tidur. Ini sudah sangat menyimpang dari fungsi buku yang sebenarnya. Seperti halnya jika kita disuguhkan buku yang
memiliki ketebalan cukup extream mengandung
halaman yang beratus – ratus dengan kata – kata ilmiah yang asing di telinga
atau bahkan tak pernah terdengar sama sekali pasti serasa monoton dan membosankan. Hingga menjadikan si pembaca tertidur
diatas buku.
penyebab
hilangnya minat baca masyarakat adalah “ time
is money” tak ada waktu untuk dibuang hanya sekedar untuk membaca (kata
salah satu masyarakat) . salah satu
opini sederhana namun banyak dianut oleh masyarakat. Kesadaran mereka tentang
membaca masih sangat miris. Tak heran jika ini benar adanya. Cepat atau lambat
semua ini akan terjadi, namun masih ada jalan untuk mencegahnya. Kumpulan buku
yang tertata rapi hanya akan menjadi penghias rumah, perpustakaan.
Apalagi
jika kita melihat pada kalangan pelajar, lembaga instansi menuntut siswa untuk
membeli buku materi yang sangat tebal dan harga yang cukup berat bagi kalangan
yang kurang mampu. Namun tak sama sekali mereka menguasai materi pada buku
tebal tersebut. Terkadang hal inilah yang menyebabkan buku berubah fungsi sebagai
bantal keras, hal yang semestinya tidak patut terjadi. Hal ini memang remeh
namun dari sini akan merubah image
buku dikacamata masyarakat. Masyarakat akan merasa sangat bosan dengan buku,
ini berarti masyarakat pun tidak akan minat untuk membaca.
Jika
kita melihat dalam lingkup kecil dahulu, khususnya didaerah tuban ini minat
baca tak lebih baik dari kota – kota yang lain. minat baca dituban bisa
dikatakan sangat minus. Sekilas jika kita melihat perpustakaan umum sangatlah
sepi pengunjung , kalaupun ramai dengan pengunjung pasti bukan berada pada
ruang baca, namun berada pada ruang internet. Memang diperpustakaan umum telah
disediakan layanan internet, namun hal ini malah membuat mereka berbelok
keruang internet dari pada keruang baca. Tidak dipungkiri juga pada masyarakat
kabupaten tuban. Minimnya minat baca masyarakat kota tuban sangat buruk bagi
kelangsungan hidup buku. Secara langsung mereka sudah tak peduli lagi akan buku
Itulah hal kecil yang menjadi pokok permasalahan akan minat baca masyarakat
kota tuban yang akan berdampak besar akan kelangsungan budaya membaca. ” buang – buang waktu ngerjain tugas dengan baca lama, mending internet tingal copy
lalu paste” ujar salah seorang siswa
tuban. Kecenderungan mereka akan hal yang instan telah melalang buana.
Faktor Penyebab yang sangat menonjol adalah
tentang adanya kemajuan dalam bidang IPTEK (ilmu pengetauhan teknologi ). Dalam
kasus ini masyarakat dipermudah dalam semua hal yang dibutuhkanya melalui dunia
maya. Masyarakat disuguhkan fasilitas yang tidak asing lagi di telinga,
internet ( interconnected network). Yah,, jaringan global yang menghubungkan
satu computer dengan computer yang lain secara global (fokus thn.2012). dengan adanya internnet semua kebutuhan
manusia dipermudah utamanya adalah dalam pencarian informasi dan komunikasi.
Hanya dengan copy lalu paste, semua telah ada didepan mata sesuai dengan hal
yang dibutuhkan. Begitu dipermudahnya kebutuhan masyarakat zaman globalisasi dengan
adanya internet. Namun hal inilah , merupakan masuknya budaya asing yang tidak
terasa akan mengurangi minat baca masyarakat. Hal ini sudah mendarah daging
pada masyarat .
Hal lain yang menjadi penyebabnya
adalah keberadaan perpustakaan umum yang hanya bertempat ditengah – tengah
kota. Memang bangunan megah perpustakaan telah bisa kita temui disini. Pembahasan
tentang fasilitas perpustakaan sendiripun telah bisa dikatakatan sangat memadai
sehingga telah dirancang senyaman mungkin digunakan untuk membaca. Namun apa
yang terjadi ? Keterjangkauan masyarakat plosok desa sangat tidak mugkin. Letak
perpustakaan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat perkotaan saja.Tak ada
perpustakaan lain didaerah plosok.
Belum
semua daerah dapat dijangkau perpustakaan kaliling adalah penyebabnya pula. Hanya beberapa kecamatan saja yang telah
dijangkau perpustakaan keliling, diantaranya :
·
kec.tuban
·
kec. Palang
·
kec. Widang
·
kec. Jenu
·
kec. Tambakboyo
·
kec.montong
·
kec. Banjar
·
kec. Semanding
·
kec. Kerek
·
kec. Merakurak
·
kec. Semanding
hanya beberapa kecamatan inilah yang dapat dikunjungi perpustakaan
keliling hingga saat ini. Ini berarti belum menjangkau didaerah desa yang
terpelosok. Keterjangkaun yang terbatas inilah yang membuat masyarakat tuban
semakin jauh dengan buku dan minat baca. Sebenarnya buku tidak hanya bisa
ditemukan diperpustakaan saja, namun kembali menjadi pertanyaan adalah masih
untuk
bantal keras kah ?
Jarang
pula ditemui kembali bazar buku didaerah kabupaten tuban. Hilangnya hal – hal
inilah yang semakin akan menjauhkan masyarakat akan budaya membaca. Bazaar buku
yang secara langsung ataupun tidak sebagai sarana untuk menarik simpatik
masyarakat kembali akan buku. Disadari atau tidak, ketika diadakanya pameran
atau bazaar buku masih banyak masyarakat yang berbondong – bondong datang. Ini
menunjukkan bahwa minat baca atau kepeduliaan mereka akan buku masih ada
walaupun hampir kandas.
Maka
dari itu, banyak cara yang dapat dilakukan guna mengembalikan minat baca
masyarakat tuban ini. Adapun solusinya adalah dengan ditambahnya lagi jangkauan
dari perpustakaan keliling dikabupaten tuban ini khususnya daerah pedesaan
plosok. Masyarakat tak perlu lagi harus datang keperpustakaan umum ditengah
kota. Perpustakaan tanpa memungut biaya ini bisa dipastikan akan sangat berguna
bagi mereka. Dengan begitu permasalahan mereka akan keterjangkauan lokasi bisa
diatasi.
Mengadakan
kembali bazaar buku atau pameran buku dalam kurun waktu yang terjadwal, dengan
harga terjangkau pula. Hal ini bisa menarik kembali paham buku dimasyarakat
agar tergiur untuk mengenal kembali pentingnya membaca buku. Dengan semakin
banyak pengunjung berarti masih banyak pula minat baca masyarakat yang dapat
diselamatkan.
Solusi
selanjutnya pada permasalah terbesar adalah persaingan dengan IPTEK, hal ini
memanglah sangat sulit. Sudah terlalu mendarah daging kemajuan IPTEK yang
pesat ini dengan masyarakat. Dengan cara
membuat kebijakan untuk mengurangi akan jumlah warnet dan penggunaan internet .
dengan cara sedikit demi sedikit maka kebiasaan ini akan hilang. Jika dipikir –
pikir tidak mungkin internet dihilangkan begitu saja dari kehidupan masyarakat
dalam situasi sekarang. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mengurangi akan kecanduan internet, diantaranya adalah
·
Cari
tahu masalahnya.
Jika Anda menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah depresi, gelisah atau masalah hubungan, bukan internet tempat pelariannya. Memanfaatkan internet sebagai tempat pelarian hanya akan membuat Anda semakin candu dengan internet. Psikoterapi bisa menjadi alternatif solusinya. Disana Anda bisa belajar keahlian bagaimana memanajemen stres dengan baik.
Jika Anda menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah depresi, gelisah atau masalah hubungan, bukan internet tempat pelariannya. Memanfaatkan internet sebagai tempat pelarian hanya akan membuat Anda semakin candu dengan internet. Psikoterapi bisa menjadi alternatif solusinya. Disana Anda bisa belajar keahlian bagaimana memanajemen stres dengan baik.
·
Kenali
pemicunya.
Menjadi seorang pecandu internet tentu karena dipicu suatu hal. Cari tahu dan kenali pemicunya. Apakah Anda bosan, stres atau kesepian? Jika hal tadi yang menjadi penyebabnya, coba buat daftar cara alternatif untuk mengatasi perasaan itu misalnya dengan jalan-jalan bersama teman.
Menjadi seorang pecandu internet tentu karena dipicu suatu hal. Cari tahu dan kenali pemicunya. Apakah Anda bosan, stres atau kesepian? Jika hal tadi yang menjadi penyebabnya, coba buat daftar cara alternatif untuk mengatasi perasaan itu misalnya dengan jalan-jalan bersama teman.
·
Kurangi
sedikit demi sedikit kebiasaan berlama-lama di internet.
Bagi yang sudah keranjingan dengan internet, cobalah untuk mengurangi sedikit demi sedikit kebiasaan Anda 'bergaul' terlalu lama dengan internet. Misalnya, jika Anda menghabiskan waktu 10 jam sehari di internet, coba kurangi 2 jam saja untuk melakukan kegiatan yang lain seperti rekreasi, ngobrol dan berkumpul dengan keluarga, atau kegiatan sosial lainnya.
Bagi yang sudah keranjingan dengan internet, cobalah untuk mengurangi sedikit demi sedikit kebiasaan Anda 'bergaul' terlalu lama dengan internet. Misalnya, jika Anda menghabiskan waktu 10 jam sehari di internet, coba kurangi 2 jam saja untuk melakukan kegiatan yang lain seperti rekreasi, ngobrol dan berkumpul dengan keluarga, atau kegiatan sosial lainnya.
·
Ubah
pola kebiasan online.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan internet adalah dengan mengubah pola kebiasaan ber-internet. Terbiasa menonton film online? Coba ubah kebiasaan itu dengan cara pergi ke bioskop. Menelepon langsung orang yang kita cari lebih baik ketimbang mengirimkan e-mail. Atau, ubah kebiasaan Anda berbelanja secara 'maya' di internet dengan cara berbelanja langsung ke toko-toko nyata.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan internet adalah dengan mengubah pola kebiasaan ber-internet. Terbiasa menonton film online? Coba ubah kebiasaan itu dengan cara pergi ke bioskop. Menelepon langsung orang yang kita cari lebih baik ketimbang mengirimkan e-mail. Atau, ubah kebiasaan Anda berbelanja secara 'maya' di internet dengan cara berbelanja langsung ke toko-toko nyata.
·
Atur
ulang jadwal rutinitas.
Jika Anda biasanya memeriksa e-mail pada pagi hari setelah bangun tidur, coba periksalah e-mail tersebut setelah sarapan. Tak adal salahnya menikmati waktu sarapan bersama keluarga karena bisa mempererat keharmonisan hubungan. Jika sepulang dari kantor biasanya Anda langsung nongkrong di internet, tunggulah sampai setelah makan malam. Sambil menunggu makan malam Anda bisa berleyeh-leyeh di sofa sambil mendengarkan musik mungkin?
Jika Anda biasanya memeriksa e-mail pada pagi hari setelah bangun tidur, coba periksalah e-mail tersebut setelah sarapan. Tak adal salahnya menikmati waktu sarapan bersama keluarga karena bisa mempererat keharmonisan hubungan. Jika sepulang dari kantor biasanya Anda langsung nongkrong di internet, tunggulah sampai setelah makan malam. Sambil menunggu makan malam Anda bisa berleyeh-leyeh di sofa sambil mendengarkan musik mungkin?
Hal yang sangat sederhana seperti itu yang akan mengurangi rasa kecanduan
kita dengan internet. Kita tidak hanya mengandalkan internet untuk memperoleh
informasi dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun media lainpun bisa dan
disitu akan menuntut seseorang itu untuk membaca. Jika masyarakat bisa
kecannduan internet, mengapa masyarakat tak bisa kecanduan membaca?
Solusi permasalahan selanjutnya
adalah mininmya pengetauhan untuk membaca. Namun ada kalanya jika dari pihak
perpustakaan atau pemerintah mengadakan seminar tentang pentingnya budaya baca,
namun telah hilang dari kehidupan masyarakat. Memberi penjelasan kembali akan
pentingnya membaca, dan beberapa keuntungan dari membaca itu sendiri dsb. Bisa
dimulai dari lingkup SD, SMP, SMA, hingga untuk umum. Ataupun dengan mengadakan berbagai perlombaan
yang berhububgan dengan membaca.
Kebiasaan
membaca bisa dimulai dengan hal yang sangat sederhana, yaitu dengan meluangkan
waktu 5 – 60 menit saja setiap harinya untuk membaca. Baik membaca Koran pagi
hari, majalah, refrensi, atau apapun yang memiliki nilai tambah informasi.
Kebiasaan kecil inilah yang sangat berpengaruh besar. Dengan banyaknya
informasi yang kita dapat dari membaca maka akan semakin cerdasnya masyrakat,
khususnya didaerah kabupaten tuban ini. Jika hal tadi bisa terlaksana dengan
dengan baik dan diterima masyarakat, dan kesadaran pada masyarakat akan
pentingnya membaca . sudah kuat secara otomatis maka budaya membaca akan
kembali hadir pada lingkungan kita. Sebuah sapaan bantal keras hanya akan
tinggal nama. Dan tinggal menunggu saja perubahan hebat yang terjadi dengan
adanya kembali budaya baca.
Tuban, 10 oktober 2012
Lomba artikel
perpus umum
Buah
karya
KHARIRUS SA’IDIYAH EL FIRDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar