Rabu, 26 Desember 2012

PEMENANG JUARA 1 ARTIKEL " UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA


BUKAN BANTAL KERAS !!!
           
Sebuah judul yang membuat miris para pembaca. Penyataan diatas                                         menuju pada suatu permasalah yang sederhana tetapi memiliki                                               dampak luar biasa bagi masyarakat. Sebuah bantal keras merupakan                                        sapaan yang akrab bagi fungsi buku masa kini. Tidak bisa dipungkiri                                            bahwa dalam kehidupan sehari – hari kita tidak bisa lepas dari                                                      membaca. Namun yang menjadi pertanyaanya adalah BENARKAH CARA MEMBACA BUKU ITU TELAH SESUAI ? mugkin,,,  sebuah buku yang memiliki fungsi mencerdaskan kini telah menyimpang dari fungsi sebenarnya.
            Buku yang dahulu kala hal penting dalam menambah pengetauhan maupun informasi, sebentar lagi akan jauh dari nafas masyarakat. Fungsi buku pada kacamata masyarakat sekarang hanya menjadi bantal keras yang nyenyak untuk menyandarkan kepala dari otot – otot yang tegang. Berarti Buku hanya dibuat alas kepala untuk tidur. Ini sudah sangat menyimpang dari fungsi buku yang sebenarnya.  Seperti halnya jika kita disuguhkan buku yang memiliki ketebalan cukup extream mengandung halaman yang beratus – ratus dengan kata – kata ilmiah yang asing di telinga atau bahkan tak pernah terdengar sama sekali pasti serasa monoton dan membosankan. Hingga menjadikan si pembaca tertidur diatas buku.  
            penyebab hilangnya minat baca masyarakat adalah “ time is money” tak ada waktu untuk dibuang hanya sekedar untuk membaca (kata salah satu masyarakat) . salah satu opini sederhana namun banyak dianut oleh masyarakat. Kesadaran mereka tentang membaca masih sangat miris. Tak heran jika ini benar adanya. Cepat atau lambat semua ini akan terjadi, namun masih ada jalan untuk mencegahnya. Kumpulan buku yang tertata rapi hanya akan menjadi penghias rumah, perpustakaan.
            Apalagi jika kita melihat pada kalangan pelajar, lembaga instansi menuntut siswa untuk membeli buku materi yang sangat tebal dan harga yang cukup berat bagi kalangan yang kurang mampu. Namun tak sama sekali mereka menguasai materi pada buku tebal tersebut. Terkadang hal inilah yang menyebabkan buku berubah fungsi sebagai bantal keras, hal yang semestinya tidak patut terjadi. Hal ini memang remeh namun dari sini akan merubah image buku dikacamata masyarakat. Masyarakat akan merasa sangat bosan dengan buku, ini berarti masyarakat pun tidak akan minat untuk membaca.
            Jika kita melihat dalam lingkup kecil dahulu, khususnya didaerah tuban ini minat baca tak lebih baik dari kota – kota yang lain. minat baca dituban bisa dikatakan sangat minus. Sekilas jika kita melihat perpustakaan umum sangatlah sepi pengunjung , kalaupun ramai dengan pengunjung pasti bukan berada pada ruang baca, namun berada pada ruang internet. Memang diperpustakaan umum telah disediakan layanan internet, namun hal ini malah membuat mereka berbelok keruang internet dari pada keruang baca. Tidak dipungkiri juga pada masyarakat kabupaten tuban. Minimnya minat baca masyarakat kota tuban sangat buruk bagi kelangsungan hidup buku. Secara langsung mereka sudah tak peduli lagi akan buku Itulah hal kecil yang menjadi pokok permasalahan akan minat baca masyarakat kota tuban yang akan berdampak besar akan kelangsungan budaya membaca. ” buang – buang waktu ngerjain tugas dengan baca lama, mending internet tingal copy lalu paste”  ujar salah seorang siswa tuban. Kecenderungan mereka akan hal yang instan telah melalang buana.
             Faktor Penyebab yang sangat menonjol adalah tentang adanya kemajuan dalam bidang IPTEK (ilmu pengetauhan teknologi ). Dalam kasus ini masyarakat dipermudah dalam semua hal yang dibutuhkanya melalui dunia maya. Masyarakat disuguhkan fasilitas yang tidak asing lagi di telinga, internet ( interconnected network). Yah,, jaringan global yang menghubungkan satu computer dengan computer yang lain secara global (fokus thn.2012).  dengan adanya internnet semua kebutuhan manusia dipermudah utamanya adalah dalam pencarian informasi dan komunikasi. Hanya dengan copy lalu paste, semua telah ada didepan mata sesuai dengan hal yang dibutuhkan. Begitu dipermudahnya kebutuhan masyarakat zaman globalisasi dengan adanya internet. Namun hal inilah , merupakan masuknya budaya asing yang tidak terasa akan mengurangi minat baca masyarakat. Hal ini sudah mendarah daging pada masyarat .
                        Hal lain yang menjadi penyebabnya adalah keberadaan perpustakaan umum yang hanya bertempat ditengah – tengah kota. Memang bangunan megah perpustakaan telah bisa kita temui disini. Pembahasan tentang fasilitas perpustakaan sendiripun telah bisa dikatakatan sangat memadai sehingga telah dirancang senyaman mungkin digunakan untuk membaca. Namun apa yang terjadi ? Keterjangkauan masyarakat plosok desa sangat tidak mugkin. Letak perpustakaan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat perkotaan saja.Tak ada perpustakaan lain didaerah plosok.
            Belum semua daerah dapat dijangkau perpustakaan kaliling adalah penyebabnya  pula. Hanya beberapa kecamatan saja yang telah dijangkau perpustakaan keliling, diantaranya :
·         kec.tuban
·         kec. Palang
·         kec. Widang
·         kec. Jenu
·         kec. Tambakboyo
·         kec.montong
·         kec. Banjar
·         kec. Semanding
·         kec. Kerek
·         kec. Merakurak
·         kec. Semanding
hanya beberapa kecamatan inilah yang dapat dikunjungi perpustakaan keliling hingga saat ini. Ini berarti belum menjangkau didaerah desa yang terpelosok. Keterjangkaun yang terbatas inilah yang membuat masyarakat tuban semakin jauh dengan buku dan minat baca. Sebenarnya buku tidak hanya bisa ditemukan diperpustakaan saja, namun kembali menjadi pertanyaan adalah masih untuk bantal keras kah ?
            Jarang pula ditemui kembali bazar buku didaerah kabupaten tuban. Hilangnya hal – hal inilah yang semakin akan menjauhkan masyarakat akan budaya membaca. Bazaar buku yang secara langsung ataupun tidak sebagai sarana untuk menarik simpatik masyarakat kembali akan buku. Disadari atau tidak, ketika diadakanya pameran atau bazaar buku masih banyak masyarakat yang berbondong – bondong datang. Ini menunjukkan bahwa minat baca atau kepeduliaan mereka akan buku masih ada walaupun hampir kandas.
            Maka dari itu, banyak cara yang dapat dilakukan guna mengembalikan minat baca masyarakat tuban ini. Adapun solusinya adalah dengan ditambahnya lagi jangkauan dari perpustakaan keliling dikabupaten tuban ini khususnya daerah pedesaan plosok. Masyarakat tak perlu lagi harus datang keperpustakaan umum ditengah kota. Perpustakaan tanpa memungut biaya ini bisa dipastikan akan sangat berguna bagi mereka. Dengan begitu permasalahan mereka akan keterjangkauan lokasi bisa diatasi.
                        Mengadakan kembali bazaar buku atau pameran buku dalam kurun waktu yang terjadwal, dengan harga terjangkau pula. Hal ini bisa menarik kembali paham buku dimasyarakat agar tergiur untuk mengenal kembali pentingnya membaca buku. Dengan semakin banyak pengunjung berarti masih banyak pula minat baca masyarakat yang dapat diselamatkan.
            Solusi selanjutnya pada permasalah terbesar adalah persaingan dengan IPTEK, hal ini memanglah sangat sulit. Sudah terlalu mendarah daging kemajuan IPTEK yang pesat  ini dengan masyarakat. Dengan cara membuat kebijakan untuk mengurangi akan jumlah warnet dan penggunaan internet . dengan cara sedikit demi sedikit maka kebiasaan ini akan hilang. Jika dipikir – pikir tidak mungkin internet dihilangkan begitu saja dari kehidupan masyarakat dalam situasi sekarang. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi akan kecanduan internet, diantaranya adalah
·         Cari tahu masalahnya.
Jika Anda menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah depresi, gelisah atau masalah hubungan, bukan internet tempat pelariannya. Memanfaatkan internet sebagai tempat pelarian hanya akan membuat Anda semakin candu dengan internet. Psikoterapi bisa menjadi alternatif solusinya. Disana Anda bisa belajar keahlian bagaimana memanajemen stres dengan baik.
·         Kenali pemicunya.
Menjadi seorang pecandu internet tentu karena dipicu suatu hal. Cari tahu dan kenali pemicunya. Apakah Anda bosan, stres atau kesepian? Jika hal tadi yang menjadi penyebabnya, coba buat daftar cara alternatif untuk mengatasi perasaan itu misalnya dengan jalan-jalan bersama teman.
·         Kurangi sedikit demi sedikit kebiasaan berlama-lama di internet.
Bagi yang sudah keranjingan dengan internet, cobalah untuk mengurangi sedikit demi sedikit kebiasaan Anda 'bergaul' terlalu lama dengan internet. Misalnya, jika Anda menghabiskan waktu 10 jam sehari di internet, coba kurangi 2 jam saja untuk melakukan kegiatan yang lain seperti rekreasi, ngobrol dan berkumpul dengan keluarga, atau kegiatan sosial lainnya.
·         Ubah pola kebiasan online.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan internet adalah dengan mengubah pola kebiasaan ber-internet. Terbiasa menonton film online? Coba ubah kebiasaan itu dengan cara pergi ke bioskop. Menelepon langsung orang yang kita cari lebih baik ketimbang mengirimkan e-mail. Atau, ubah kebiasaan Anda berbelanja secara 'maya' di internet dengan cara berbelanja langsung ke toko-toko nyata.
·         Atur ulang jadwal rutinitas.
Jika Anda biasanya memeriksa e-mail pada pagi hari setelah bangun tidur, coba periksalah e-mail tersebut setelah sarapan. Tak adal salahnya menikmati waktu sarapan bersama keluarga karena bisa mempererat keharmonisan hubungan. Jika sepulang dari kantor biasanya Anda langsung nongkrong di internet, tunggulah sampai setelah makan malam. Sambil menunggu makan malam Anda bisa berleyeh-leyeh di sofa sambil mendengarkan musik mungkin?
Hal yang sangat sederhana seperti itu yang akan mengurangi rasa kecanduan kita dengan internet. Kita tidak hanya mengandalkan internet untuk memperoleh informasi dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun media lainpun bisa dan disitu akan menuntut seseorang itu untuk membaca. Jika masyarakat bisa kecannduan internet, mengapa masyarakat tak bisa kecanduan membaca?
            Solusi permasalahan selanjutnya adalah mininmya pengetauhan untuk membaca. Namun ada kalanya jika dari pihak perpustakaan atau pemerintah mengadakan seminar tentang pentingnya budaya baca, namun telah hilang dari kehidupan masyarakat. Memberi penjelasan kembali akan pentingnya membaca, dan beberapa keuntungan dari membaca itu sendiri dsb. Bisa dimulai dari lingkup SD, SMP, SMA, hingga untuk umum.  Ataupun dengan mengadakan berbagai perlombaan yang berhububgan dengan membaca.
            Kebiasaan membaca bisa dimulai dengan hal yang sangat sederhana, yaitu dengan meluangkan waktu 5 – 60 menit saja setiap harinya untuk membaca. Baik membaca Koran pagi hari, majalah, refrensi, atau apapun yang memiliki nilai tambah informasi. Kebiasaan kecil inilah yang sangat berpengaruh besar. Dengan banyaknya informasi yang kita dapat dari membaca maka akan semakin cerdasnya masyrakat, khususnya didaerah kabupaten tuban ini. Jika hal tadi bisa terlaksana dengan dengan baik dan diterima masyarakat, dan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya membaca . sudah kuat secara otomatis maka budaya membaca akan kembali hadir pada lingkungan kita. Sebuah sapaan bantal keras hanya akan tinggal nama. Dan tinggal menunggu saja perubahan hebat yang terjadi dengan adanya kembali budaya baca.







                                                                                                                          Tuban, 10 oktober 2012
                                                                                                                       Lomba artikel perpus umum
                                                                                                                   Buah karya
                                                                                                                  KHARIRUS SA’IDIYAH EL FIRDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar