Gejala Arteriosklerosis
Gejala klinis :
1.
Sesak napas mulai dengan napas yang
terasa pendek
2. Sewaktu melakukan aktivitas yang
cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin
bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
3.
Klaudikasio intermiten, suatu
perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama atau setelah olah
raga
4.
Peka terhadap rasa dingin
5.
Perubahan warna kulit
6.
Pemeriksaan Laboratorium
7.
Kadar kolesterol di atas 180 mg/dl
pada orang yang berusia 30 tahun atau kurang, atau di atas 200 mg/dl untuk
mereka yang berusia lebih dari 30 tahun, dianggap beresiko khusus mengidap
penyakit arteri koroner.
8.
Pemeriksaan Radiografik.
Ada empat faktor risiko biologis
yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga.
Risiko aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang
serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan
timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan
terhadap faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya relatif kebal terhadap
penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti
pria; diduga oleh adanya efek perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih
rentan terhadap aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga
yang positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang
menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan
timbulnya aterosklerosis premature. Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan
masih belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk
aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada
gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan
komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan
stres atau obesitas.
Faktor-faktor risiko lain masih dapat diubah, sehingga
berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor tersebut adalah
peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa
dan diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori. Penyakit jantung akibat
insufisiensi aliran darah koroner dapat dibagi menjadi 3 jenis yang hampir
serupa.:
·
Penyakit Jantung arteriosklerotis
·
Angina
·
Pektoris
·
Infark miokardium
Kajian epidemiologi menunjukkan
bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului atau menyertai awitan penyakit
jantung koroner. Kondisi terseut dinamakan faktor resiko karena satu atau
beberapa diantaranya, dianggap meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami
pemyakit jantung koroner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar